Sunday, August 23, 2015

0 Paling Mudah Melukis

Naaaahh!!!!
Ada cerita hikmah yang saya ambil dari sebuah buku komik bergambar : Cerita hikmah dari Negeri Cina.. Komik yang menarik, bergambar kartun lucu, namun membawa banyak hikmah bagi saya, santai bacanya, per cerita biasanya cuma satu halaman satu hikmah.

Buat anda yang kurang suka baca buku, mungkin bisa dimulai dengan membaca komik bergambar dulu, namun pilihlah yang bermanfaat yang membawa hikmah kehidupan..

Berikut cerita hikmah berjudul : Yang Paling mudah dilukis adalah hantu..

Seorang pangeran dari Qi sedang memperhatikan seorang pelukis bekerja.
Tuan, apakah yang paling sulit dilukis?” kata sang Pangeran pada si pelukis.
Anjing dan Kuda,”jawab si pelukis.
Apakah yang paling mudah dilukis?” tanya sang Pangeran lagi.
Hantu,”jawab singkat si pelukis.
Mengapa????”tanya sang Pangeran lagi.

Anjing dan kuda itu serupa dengan manusia. Perbedaan sedikit saja akan ketahuan. Sementara hantu itu kan tidak nyata dan tidak seorang pun pernah melihatnya. Jadi kamu bisa melukisnya sesuka kamu. Itulah sebabnya hantu itu paling mudah dilukis,”terang si pelukis.

“Tepat sekali!”

Apa hikmah yang bisa kita ambil dari cerita berikut :

Yang belum diketahui belum tentu yang paling sulit diraih”. Wahai pembaca, anda punya pemisalannya dalam kehidupan anda??

0 Optimis

Bob Butler kehilangan kedua kakinya pada tahun 1965 akibat ledakan ranjau di Vietnam. Ia kembali ke negerinya sebagai pahlawan perang. Dua puluh tahun kemudian, ia sekali lagi membuktikan kepahlawanan yang murni berasal dari lubuk hatinya.

Pada suatu hari dalam musim panas, Butler sedang bekerja di garasi rumahnya di sebuah kota kecil di Arizona, AS. Tiba-tiba, ia mendengar jeritan seorang wanita dari salah satu rumah tetangganya. Ia menggelindingkan kursi rodanya ke rumah ini, tetapi semak-semak yang tinggi di rumah itu tidak memungkinkan kursi rodanya mencapai pintu belakang. Maka, veteran itu keluar dari kursinya dan merangkak tanpa peduli debu dan semak yang harus dilewati.

"Aku harus sampai ke sana. Tak peduli bagaimanapun sulitnya," ucapnya dalam hati.

Ketika Butler tiba di rumah itu, ia tahu bahwa jeritan tersebut datang dari arah kolam. Di sana, seorang anak perempuan berusia kira-kira tiga tahun sedang terbenam di dalamnya. Anak itu lahir tanpa lengan sehingga ketika ia jatuh ke dalam kolam, ia tidak dapat berenang. Sang ibu hanya bisa berdiri mematung sambil menangisi putri kecilnya. Butler langsung menceburkan diri dan menyelam ke dalam dasar kolam lalu membawanya naik. Wajah anak bernama Stephanie itu sudah membiru, denyut nadinya tidak terasa dan tidak bernapas.

Butler segera berusaha melakukan pernapasan buatan untuk menghidupkannya kembali sementara ibunya menghubungi pemadam kebakaran melalui telepon. Ia diberi tahu bahwa petugas kesehatan kebetulan sedang bertugas di tempat lain. Dengan putus asa, ia terisak-isak sambil memeluk pundak Butler.

Sementara terus melakukan pernapasan buatan, Butler dengan tenang meyakinkan sang ibu bahwa Stephanie akan selamat. "Jangan cemas," katanya. "Saya menjadi tangannya untuk keluar dari kolam itu. Ia akan baik-baik saja. Sekarang, saya akan menjadi paru-parunya. Bila bersama-sama, kita pasti bisa."

Beberapa saat kemudian, anak kecil itu mulai terbatuk-batuk, sadar kembali, dan mulai menangis. Ketika mereka saling berpelukan dan bergembira bersama-sama, sang ibu bertanya kepada Butler tentang bagaimana ia yakin bahwa anaknya akan selamat.

"Ketika kaki saya remuk terkena ledakan di Vietnam, saya sedang sendirian di sebuah ladang," ceritanya kepada perempuan itu. "Tidak ada orang lain di sekitar situ yang bisa menolong, kecuali seorang gadis Vietnam yang masih kecil. Sambil berjuang menyeretku ke desa, gadis itu berbisik dalam bahasa Inggris patah-patah, 'Tidak apa-apa. Anda akan hidup. Saya akan menjadi kaki Anda. Bersama-sama, kita pasti bisa.'"

"Ini kesempatan bagi saya untuk membalas yang pernah saya terima," katanya kepada ibu Stephanie.

Sahabat inspirasi yang Luar Biasa,

Saya sangat menyukai pernyataan bahwa "manusia adalah makhluk sosial". Karena sehebat apapun kita, saya yakin akan lebih hebat saat kita bekerja bersama-sama. Mungkin seorang pemain hebat mampu untuk memenangkan permainan seorang diri, tetapi untuk memenangkan sebuah kejuaraan itu adalah kerja sebuah tim.

Ingatlah kita tidak pernah sendiri dalam hidup ini. Kita selalu memiliki teman yang selalu ada dan siap membantu kita. Terlebih lagi kita memiliki Tuhan yang Maha Kuasa, jangan pernah lupakan kehadiranNya dalam setiap sisi kehidupan kita.

Bersama kita BISA!
Salam sukses Luar Biasa!


[Kita semua adalah malaikat-malaikat bersayap sebelah. Hanya bila saling membantu kita semua dapat terbang (Luciano de Crescenzo).]

0 Memutar RODA WAKTU Kebelakang....

"Jika kemajuan kita dan modernisasi kita tidak di bangun atas dasar qaidah-qaidah Agama kita dan alQur'an kita, maka tidak ada padanya kebaikain buat kita. Kita tidak mungkin dapat bebas serta selamat dari hambatan yang membawa kepada kerendahan dan kemunduran. Apa yang kita lihat sekarang dari hal kita yang dinamakan kemajuan yang dipandang baik lahirnya, adalah kemunduran yang hakiki, sebab kita di dalam modernisasi itu bertaqlid kepada orang barat." (Jamalludin Al-Afghanie) 

Menurutku, hakekatnya bukan modernisasi tapi westernisasi, membebek kepada barat dalam urusan yang tidak layak ditiru, dalam hal-hal yang membawa kita kepada kemurtadan, sekurang-kurangnya menggoyahkan iman dan memandang enteng kepada agama.

0 Puspo Wardoyo, Sukses Jadi Pengusaha Sukses Pula Dalam Rumah Tangga

Setelah berhasil mengembangkan usaha rumah makan, mengapa Anda membutuhkan istri lebih dari satu?
Dorongan biologis untuk kawin lagi, merupakan fitrah seorang laki-laki dari Allah. Beristri empat itu merupakan sunnah Rasulullah. Bagi saya yang cukup mampu, secara materiil, spiritual, dan mampu berlaku adil, merupakan kewajiban untuk beristri lebih dari satu. Kalau ada lelaki punya kemampuan menjadi pemimpin seperti itu, tapi hanya beristri satu, kan mubazir, rugi dong, he he he.

Jadi poligami itu wajib bagi pria yang mampu?
Ya. Seorang lelaki yang mampu dari segi materiil dan berakhlak baik, berkewajiban punya istri lebih dari satu. Poligami itu merupakan tindakan paling baik. Jadi bagi pria yang mampu seperti tadi, harus berpoligami. Saya ingin menyebarkan virus poligami.

Anda memang mau memasyarakatkan poligami?
Ya. Virus poligami itu memang harus disebarkan. Nantinya, para pengusaha besar Indonesia bisa mengikuti saya dalam berpoligami. Kalau ada 20 juta pengusaha sukses dan mampu beristri dua, itu kan berarti sudah bisa memberikan kehidupan lumayan kepada 40 juta wanita. Dengan begitu, sebagian masalah TKW kan sudah bisa teratasi, dan bisa membuat makmur banyak wanita.

Kata orang, satu istri saja enggak "habis-habis", buat apa beristri lagi?
Bohong kalau ada pria berpendapat seperti itu. Kalau ada pria beristri hanya satu sampai tua, itu malah patut dicurigai.

Kapan Anda menikah kedua?
Tahun 1996. Istri kedua saya itu saat ini berusia 26, dan telah dikaruniai satu anak

Sebelum menikah lagi apakah butuh pacaran lebih dulu?
Enggak, tapi perlu saling menjajaki dan sebelumnya diawali perasaan suka atau naksir lebih dulu. Istri kedua saya adalah mantan karyawan saya sendiri. Awalnya naksir, kemudian ngobrol- ngobrol, dan tentu saja pacarannya harus baik- baik, ada batasannya. Dengan manjadikannya istri, merupakan penghormatan baginya. Saya tingkatkan derajatnya, dari karyawan mening- kat jadi istri.

Apakah memberitahu istri pertama ketika Anda berencana menikah lagi?
Enggak perlu, karena malah enggak jadi kalau memberitahu. Suami tidak perlu meminta izin istri. Poligami adalah hak laki-laki, Sementara kebanyakan, bahkan semua istri, hampir pasti tidak akan memberi izin jika suaminya menikah lagi. Kalaupun istri tahu, boleh jadi ia akan tersinggung dan minta cerai.

Menikah lagi secara diam-diam itu saya lakukan dengan niat melaksanakan program Allah, menghindarkan diri dari perbuatan zina, dan tidak akan meninggalkan istri sebelumnya. Apabila istri pertama sudah siap, baru diberi tahu, agar ia dapat menerima keadaan suami yang sudah terlanjur menikah lagi.

Bagaimana dengan istri kedua?
Sebelum menikah, istri kedua saya yakinkan, bahwa dia nanti harus rela untuk digilir atau berbagi waktu, dan menerima kedatangan saya yang tidak tentu waktunya.

Bagaimana Anda bisa membuai istri pertama mau menerima dimadu?
Sebelum dia tahu, harus diberi pemahaman lebih dulu, sebagai istri pertama dia membutuhkan dimadu. Itu sebabnya suaminya harus berpoligami. Sering saya mengajak istri pertama berdiskusi tentang perlunya poligami, sampai dia yakin betul dan mau menerimanya.

Mindset istri pertama itu yang harus diubah. Harus ditanamkan kepadanya, istri yang baik dan saleh adalah tunduk terhadap suami, taat dan bisa menyenangkan saami. Ia harus rela dan malah bahagia suaminya beristri lagi.

Akhirnya tahu juga dia?
Ya. Meskipun tanpa memberitahu kalau saya sudah menikah lagi, tapi ia sebenarnya sudah tahu dengan melihat gerak-gerik saya. Dia tahunya malah dari adik saya. Saya yang menyuruh agar adik saya memberitahu padanya, bahwa saya telah menikah lagi.

Tak protes setelah tahu?
Tidak. Alhamdulillah perkawinan kedua berjalan lancar tanpa percekcokan dengan istri pertama. Dan ternyata setelah berpoligami justru membawa hikmah tersendiri bagi istri pertama saya. Dengan adanya saingan itu, cintanya kepada saya jadi lebih mendalam.Setelah itu kembali saya yakinkan kepada keduanya, saya perlu membagi cinta lagi dengan istri ketiga. Saya akan merasa berdosa kalau cuma beristri dua. Kalau cuma dua kan satu sama lain bisa saling cemburu, jadi butuh wanita ketiga. Dengan begitu tak akan saling cemburu lagi.

Untuk menikah ketiga Anda perlu minta ijin dari kedua istri Anda?
Tak perlu minta ijin juga. Istri ketiga saya seorang sarjana, juga mantan karyawan Wong Solo. Menikahinya merupakan penghargaan kepadanya sebagai karyawan yang baik.

Yang keempat bagaimana?
Untuk mendapatkan istri keempat, kami pasang iklan di sebuah surat kabar yang terbit di Semarang untuk mencari seorang sekretaris pribadi buat saya. Ada 400 pelamar datang sendiri ke Rumah Makan Wong Solo di Semarang.

Apa saja kriterianya?
Harus sarjana, berjilbab, akhlaknya baik, enggak perlu terlalu cantik, sedang-sedang saja wajahnya. Setelah diseleksi dan diwawancara oleh tim khusus, akhirnya tinggal dua pilihan. Saya bersama istri saya yang memilih salah satu. Saya memang sreg sekali dengan pilihan itu.

Setelah dipilih, ia bekerja dulu sebagai sekretaris?
Ya. Awalnya dia bekerja sebagai sekretaris pribadi. Setelah mengenalnya lebih dekat, baru saya ungkapkan, bahwa maksud lain perekrutan itu juga untuk mencari istri keempat. Karena kami nanti sering bertemu, dan agar tidak menimbulkan fitnah serta dosa, maka lebih baik menikah. Setelah orang tuanya merestui, kami menikah, dan akhirnya seperti sekarang, tetap berjalan lancar.

Bagaimana cara Anda mengelola empat istri itu?
Saya tegakkan dulu hak dan kewajiban masing-masing. Saya sebagai lelaki mencari nafkah, mendidik anak dan istri, berdakwah, dan jihad fisabilillah. Suami merupakan kalifah atau pemimpin di dalam rumah tangga juga di muka bumi.

Tugas suami bukan cuma terbatas sebagai kepala keluarga, juga pimpinan jaringan usaha yang cukup besar seperti ini, dan nantinya juga akan menjadi pemimpin umat, serta bisa dijadikan teladan. Semua tugas dan kewajiban suami itu sudah saya penuhi. Memang tidak mu- dah mengelola empat keluarga. Yang punya satu istri atau satu rumah tangga saja banyak yang gagal.

Bagaimana dengan tugas istri menurut Anda?
Tugas istri adalah menjaga dan mengurus rumah, mendidik anak menjadi pemimpin di rumah atau berpe ran sebagai uztadzah ketika suami tak di rumah, melayani suami dengan baik. Istri juga sebagai belahan jiwa suami. Kalau semua kewajiban masing-masing itu dijalani, rumah tangga tak akan ada masalah. Anak-anak juga akan terurus dengan baik, bisa jadi anak saleh, pintar dan tidak keluyuran tak karuan ke mana-mana. Istri harus taat pada suami dalam segala hal, selama suami tidak melanggar hukum.

Di mana saja keempat istri Anda tinggal?
Dua di Medan, dua di Jakarta.

Bagaimana membagi jadwal kunjungannya?
Sebelumnya kami adakan konsensus. Seorang istri mendapat jatah seminggu. Jadi seminggu di Medan, seminggu berikutnya di Jakarta, begitu seterusnya. Kecuali jika ada keperluan bisnis, seperti pembukaan outlet baru di satu kota. Yang seharusnya mendapat giliran kunjungan harus mau berubah jadwal. Juga kalau ada shooting televisi umpamanya, padahal giliran Medan, ya harus mau diganti waktunya. Seperti shift tugas begitu, he he he.Dari empat istri itu ada yang paling Anda cintai?Tidak, Saya mencintai semuanya.

Mereka sendiri bagaimana?
Kalau cuma satu istri, dia bisa seenaknya sendiri, karena tidak ada saingannya. Namun kalau beristri lebih dari satu, masing-masing istri akan bersa- ing untuk lebih mempercantik diri lebih dicintai suami.


Pernahkah berkumpul bersama?
Ya sering. Seperti ketika kami berlima menunaikan ibadah haji bersama.

Apakah tidak jadi perhatian banyak orang di sana?
Orang Arab sangat suka melihat kebersamaan kami itu. Kami malah mendapat tempat yang bagus dan dilayani secara khusus. Bila ada semacam seminar yang membahas poligami, istri-istri saya sering tampil bersama. Mereka mengungkapkan secara gamblang bahwa mereka memang bisa memahami dan menerima poligami. Mereka juga berkumpul bersama ketika salah satu istri ada yang punya hajatan seperti menyunatkan anaknya.

Anda harus ada di mana saat lebaran?
Berkumpul di saat lebaran juga bergiliran.

Apakah benar, setiap istri Anda diberi kepemilikan satu outlet Wong Solo?
Tidak. Yang mengelola semua outlet milik saya sendiri adalah orang-orang profesional. Saya hanya memberi nafkah atau dukungan finansial kepada setiap istri sesuai kebutuhan masing-masing. Istri tidak harus ikut menjadi pengusaha, dan tak perlu diarahkan menjadi pengusaha, tapi cukup menunjang usaha suami. Cukup suami saja yang mencari nafkcah, dan saya tak mau melibatkan mereka pada kegiatan usaha. Kalau anak-anak, baik lelaki maupun wanita harus jadi pengusaha.

Apakah tak sayang titel kesarjanaannya? 
Seorang istri bergelar sarjana kan tidak harus bekerja di luar rumah. Mengelola rumah tangga, mendidik anak, berperan sebagai kepala rumah tangga ketika saya tak ada di rumah, merupakan karier tersendiri baginya.

Bagaimana Anda nanti membagi warisan kepada istri-istri Anda?
Ya mengikuti syariat yang ada. Dibagi rata empat istri, dan masing-masing istri akan membagi kepada anak-anaknya.

Istri yang memiliki anak terbanyak akan menerima sama besarnya dengan istri yang hanya beranak satu?Ya. Harta warisan dibagi rata masing-masing istri. Besarnya warisan yang diterima setiap istri bukan tergantung jumlah anaknya. Memang begitu aturan atau hukum Islamnya.

Bagaimana dengan uang belanja mereka?
Saya memberi uang belanja kepada setiap istri sesuai kebutuhan, yang anaknya lebih banyak tentu mendapat uang belanja lebih banyak dibanding istri yang lebih sedikit anaknya.

Anak-anak Anda tidak pernah protes?
Tidak. Kalau sudah mampu mendidik dan memberi pemahaman kepada semua istri soal poligami, anak-anak mereka akan menerimanya.

Bagaimana hubungan Anda dengan anak-anak?
Sangat baik. Saya selalu menyempatkan bersama anak-anak setiap giliran bertemu dengan ibunya. Meskipun hanya seminggu bertemu dengan salah satu istri dan anaknya, tapi pertemuan singkat itu selalu saya usahakan berkualitas. Kan banyak suami yang setiap hari bertemu dengan anak istrinya, tapi tetap tidak harmonis keluarganya.

Saya juga selalu sempatkan menanyakan bagaimana sekolah anak-anak, dan berbincang segala hal dengan mereka. Saya harus bisa menempatkan diri sebagai ayah sekaligus sebagai sahabat. Setiap hari saya juga selalu menyempatkan menelepon mereka.

Bagaimana Anda mendidik anak-anak?
Mendidik anak itu paling utama adalah akhlaknya. Rumah kami seperti pondok pesantren. Kami datangkan guru bahasa Inggris dan guru mengaji ke rumah.

Anak pertama Anda sudah kuliah?
Dia saat ini sedang kuliah bidang akuntansi di Yogyakarta.

Mereka akan meneruskan usaha Anda nantinya? 
Ya. Setelah lulus, anak-anak harus ikut mengelola usaha saya. Namun, dia akan diperlakukan sebagai karyawan biasa, ikut pelatihan dan melakukan pekerjaan dari bawah. Ia harus benar-benar profesional. Kalau memang dia punya kemampuan bagus, tak ada salahnya nanti menjadi pimpinan.

Apakah anak-anak Anda tak boleh berkarier sebagai profesional di perusahaan orang lain? Saya selalu ingin semua anak-anak menjadi entreprenur nantinya. Bidang itu yang paling bagus prospeknya, dan peluang suksesnya juga besar. Itu sudah saya kondisikan kepada mereka sejak kecil. Saat libur, ada yang bekerja di salah satu outlet, menjadi tukang bersih-bersih.

Anda tega memperlakukan anak seperti itu?
Mereka harus mau melakukan itu. Saya ingin menanamkan kemandirian sejak kecil. Mereka saya beri gaji, dan mereka bisa merasakan, kalau mau mendapat uang ya harus bekerja.

Apakah anak laki-laki Anda juga diarahkan agar berpoligami nantinya?
Anak laki-laki saya harus mengikuti jejak saya nantinya dalam soal poligami. Anak lelaki saya yang baru berusia 8 tahun saja sudah pernah membawa tiga teman perempuannya bertemu saya dan ibunya. Ia menyebutnya sebagai pacar-pacarnya. Saya cuma tertawa melihat tingkahnya. Itu baru anak saya, dan itu baru top, he he he.

Anda rela kalau suami anak perempuan Anda juga berpoligami?
Itu bagus. Lebih bagus lagi kalau posisi anak perempuan saya sebagai istri kedua. Ia lebih siap mental dan aman. Kalau ia sebagai istri pertama, akan berat posisinya.

Bagaimana Anda menjaga stamina badan dalam melayani kebutuhan biologis empat istri itu?
Yang paling penting, kondisi pikiran harus sehat dan bahagia. Penyakit kan bisa timbul dari perasaan. Kalau perasaan kita tenang, bahagia, bisa jauh dari penyakit. Saya suka minum jamu tradisional seperti kunyit putih, temulawak, madu, dicampur telur ayam kampung.

Tak perlu obat kuat atau viagra?
Jamu-jamu atau obat itu sebenarnya tak menolong. Jadi jamunya bukan apa tapi siapa.

Bagaimana Anda menjaga kesehatan?
Pola makan tetap saya jaga dengan baik. Banyak makan buah, sayur, ikan laut, dan ayam kampung. Dan di sela kesibukan yang cukup padat, saya sempatkan untuk rutin berenang atau jalan pagi.

Tak ada pantangan makanan?
Tidak. Saya masih suka makan daging kambing seminggu sekali.

Masih sempat menonton film?
Ya. Kadang-kadang saya juga sempatkan jalan-jalan sambil berbelanja bersama anak-anak dan istri. Kami sempat pula berlibur bersama ke daerah pegunungan atau pantai.

Anda masih tertarik melihat wanita cantik? 
Sebagai lelaki normal, tentu tertarik melihat perempuan cantik.

Perempuan seperti apa yang paling menarik bagi Anda?
Paling menarik adalah perempuan lembut dan pemalu.

Apakah nantinya masih mau menikah lagi?
Enggak, sudah cukup empat saja.

Memangnya ada larangan untuk beristri lebih dari empat?
Boleh, tapi yang kelima dan seterusnya bukan istri, hamba sahaya sebutannya, dan haknya tidak seperti keempat istri. Tapi saya enggak akan seperti itu.

Kenapa?
Nanti malah akan menimbulkan masalah. Bisa harmonis dengan empat istri ini saja sudah sangat bagus. Kan banyak sekali pria yang hanya beristri satu, namun tak mampu mempertahankan rumah tangganya.

0 Tersenyumlah Dengan Hatimu...

TERSENYUMLAH DENGAN HATIMU, DAN KAU AKAN MENGETAHUI BETAPA DAHSYAT DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH SENYUM MU...


Kisah ini di kirim oleh Mahasiswi asal Indonesia yang bermukim di Jerman, demikian layak untuk dibaca dan direnungkan.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kwalitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyuman kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.

Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah  bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya fikir, tugas ini sangatlah mudah . Setelah menerima tugas tersebut, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald’s yang berada di sekitar kampus.

Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. 

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, menddak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya pun ikut menyingkir keluar dari antrian. 

Suatu ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir??

Saat berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat, ternyata tepat dibelakang saya, berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!!!

Saya bingung dan tidak mampu bergerak sama sekali. Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki2 yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang “tersenyum” ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. 

Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima “kehadirannya” di tempat itu. Ia menyapa “Good Day” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membal;as senyumannya, dan seketika teringat oleh saya “tugas” yang diberikan oleh dosen. Lelaki kedua sedang meminkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defiensi mental dan lelaki dengan mata biru adalah “penolong” nya. 

Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka, dan kami bertiga tiba-tiba saja sudah sampai di depan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan “kopi saja, satu cangkir nona.”

Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba-tiba saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya dan pasti juga melihat semua “tindakan” saya. 

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan pa yang akan ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bermata biru itu, sambil saya berucap,”makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.”

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca-kaca dan dia hanya mampu berkata,”Terima Kasih banyak, nyonya”

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata,”Sesunggunya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.”

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa manahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. 

Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu. Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.

Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata,”Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi diriku dan anak-anakku!”

Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar-benar bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena ‘bisikan-Nya’ lah kami telahj mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan. Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu lainnya, mereka satu-persatu menghampiri meja kami, untuk sekadar ber’jabat tangan’ dengan kami.

Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap,”Tanganmu telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada di sini, jika suatu saat saya diberi kesempatan oleh-Nya, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.

Saya hanya bisa berucap,”Terima Kasih” sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran, saya sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalu melambai-lambaikan tangannya ke arah kami.

Dalam perjalan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 ‘tindakan’ yang tidak pernah terfikir oleh saya. 

Pengalaman itu menunjukkan kepada saya betapa ‘kasih sayang Tuhan itu sangan HANGAT dan INDAH sekali!’

Saya kembali ke kampus, pada hari terakhir kuliah dengan ‘cerita’ ini di tangan saya. Saya menyerahkan ‘paper’ saya kepada dosen. Dan keesokan harinya, sebelum mulai kuliahnya, saya dipanggil dosen ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata,”Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?” dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswa pun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah-olah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper.

Tersenyumlah dengan’HATI-MU’ dan kau akan mengetahui betapa “DAHSYAT” dampak yang ditimbulkan oleh SENYUMAN itu.

Dengan cara-NYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald’s, suamiku, anakku, guruku dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam trerakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah dapatkan di bangku manapun yaitu “PENERIMAAN TANPA SYARAT.


0 Lebih Berat!!!!

Alkisah ada seorang murid kerjanya mengeluuuuhhhh terus sepanjang perjalanan karena disuruh gurunya menggendong sebuah keranjang berisi buah dan sayur.

 "Aduh, berat sekali!!"" keluhnya.
Dia kemudian melihat ke arah gurunya. Sang Guru tersenyum dan berkata,"Sabaaaarrr, ya!"
"Guru sih tenang2 saja karena keranjang nya ringan. Pasti isinya seperempat nya dari punya saya," keluhnya lagi.

"Kamu tahu dari mana?" tanya sang guru.
"Buktinya Pa Guru tenang-tenang aja," kata si murid.

 Tiba-tiba sang guru mengambil sesuatu dari dalam keranjangnya dan memberikannya kepada si murid. Begitu si murid membuka tangannya, tampaklah sebongkah batu!

 Pesan Moralnya Orang yang bekerja paling sedikit biasanya mengeluh paling banyak.

1 Kisah Pengantin yang Meninggal Saat Sujud

Seorang ulama di Arab Saudi, Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad, menorehkan kisah inspiratif tentang salat. Sujud terakhir seorang pengantin mampu membuat jutaan orang tersentuh.

Kisah ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir, Arab Saudi.Video sang ustaz saat berceramah dan menceritakan kisah ini sempat diupload di Islamic Tube dan menjadi hit di Arab Saudi dan negara-negara Islam lainya. Banyak blogger juga merilis kisah ini dan banyak yang memberikan aspirasi kagum setelah membacanya.

Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad bercerita tentang ketaqwaan seorang anak perempuan yang dalam kondisi apapun, dia tetap memilih melaksanakan shalat tepat waktu, meski dia harus menentang kemauan ibunya.

 Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad bertutur… “…Setelah melaksanakan shalat Maghrib pengantin wanita ini berhias, dia menggunakan gaun pengantin putih yang indah, dia betul-betul telah mempersiapkan dirinya untuk pesta pernikahannya. Tiba-tiba dia mendengar azan Isya sudah menggema, dia sadar kalau wudhunya telah batal. Dia berkata kepada ibunya, “Bu, aku mau berwudhu dan shalat Isya dulu.”

Ibunya sangat terkejut, “Apa kamu sudah gila? Tamu sudah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”

Ibunya menambahkan, “Aku ini ibumu, sekarang Ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, Ibu akan marah kepadamu!”

Lalu anaknya menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga aku shalat, ibu. Ibu harus tahu bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah!”

Lalu ibunya menimpali, ” Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang dirimu ketika kamu tampil nanti dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up? Kamu pasti tidak lagi terlihat cantik di mata mereka! Mereka akan mengolok-olok dirimu !”

Anak perempuannya itu berkata dengan tersenyum, “Apakah Ibu takut karena aku tidak terlihat cantik di mata makhluk (manusia)? Bagaimana dengan Penciptaku (Allah)? Yang aku takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, aku tidak akan tampak cantik di mata Allah.”

Lalu, pengantin ini berwudhu, maka seluruh make-upnya terbasuh tanpa tersisa. Namun, dia tidak merasa bermasalah dengan apa yang dia lakukan.

Kemudian pengantin ini memulai shalatnya. Pada saat dia bersujud dalam shalatnya, ternyata itulah sujudnya yang terakhir. Pengantin wanita ini telah meninggal dalam sujudnya dan itu adalah akhir yang indah. Wafat dengan keadaan bersujud di hadapan Pencipta-Nya.

Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang Muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya!
Ia telah menjadikan Allah dan ketaatan kepada-Nya sebagai prioritas pertama, tutup Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad.
 

Nuansa Pagi Menjemput Rizki Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates