Friday, November 9, 2012

0 Wanita Alami Keputihan, Apa Penyebabnya?


Wanita Alami Keputihan, Apa Penyebabnya?
Keputihan dibedakan menjadi dua macam, yaitu Keputihan Fisiologis (KF) dan Keputihan Patologis (KP) yang disebabkan oleh penyakit/patogen
.
Keputihan Fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi pada setiap wanita dan ini merupakan tanda bahwa alat genital sehat dan mampu membersihkan dirinya sendiri. Cairan yang keluar berupa lendir berwarna putih dengan pH sekitar 4,0. Cairan ini merupakan campuran lendir dari leher rahim (komponen utama), cairan encer dari endometrium dan tuba falopi, cairan kental dari kelenjar Bartholin dan Skene, transudat dari sel epitel vagina, sel epitel vagina yang lepas, dan produk metabolit mikroflora vagina.
KF umumnya terjadi pada;

  1. Bayi yang baru lahir hingga berumur sekitar 10 hari, keputihan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dari plasenta terhadap rahim dan vagina janin,
  2. Wanita yang akan mengalami menstruasi pertama kali karena alat genital mulai mendapat pengaruh hormon estrogen, dan
  3. Pada saat melakukan hubungan seksual.
  4. Waktu di sekitar ovulasi, yakni cairan yang keluar dari kelenjar-kelenjar pada leher rahim menjadi lebih encer,
  5. Keputihan yang berasal dari kelenjar-kelenjar pada leher rahim juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada wanita dengan kelainan anatomis pada leher rahim.
  6. Selama kehamilan, ini terjadi karena peningkatan aliran darah ke alat genital karena peningkatan hormon estrogen.

Sedangkan Keputihan Patologis adalah keputihan yang disebabkan oleh suatu penyakit, terpenting di antaranya adalah infeksi. Infeksi ini bisa berasal dari vagina, vulva, leher rahim, rahim maupun adneksa. Keputihan Patologis mengandung lebih banyak limfosit, berwarna agak kekuningan hingga hijau, lebih kental dan berbau. Gejala lainnya tergantung kuman penyebab. Tumor pada alat genital, jinak maupun ganas, juga dapat menyebabkan terjadinya keputihan ini.

Infeksi Penyebab
Beberapa jenis infeksi yang menyebabkan keputihan antara lain Bacterial Vaginosis, Vulvovaginal Candidiasis, Trichomoniasis, Atrophic Vaginitis, Infeksi Chlamydia dan Gonorrhea.

  • Bacterial Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering Keputihan Patologis (40%-50% kasus infeksi vagina), tetapi sering tanpa gejala. Penyebabnya adalah perubahan keseimbangan flora normal vagina atau peningkatan pH vagina. Sembilan puluh persen flora normal vagina adalah bakteri dari genus Lactobacillus. Penurunan jumlah flora normal menyebabkan ledakan pertumbuhan bakteri lain seperti Gardnerella Vaginalis, Mycoplasma Hominis, Bacteroides Species dan Mobiluncus Species.

Berganti-ganti pasangan seksual, merokok, penggunaan IUD dan sering menyemprot vagina dengan air mempermudah terjadinya BV. Gejala yang timbul berupa keputihan seperti susu yang tidak lengket, berwarna putih keabu-abuan, banyak, dan setelah ditetesi larutan KOH menjadi berbau amis. Dengan pemeriksaan mikroskopis preparat basah akan tampak “Clue cell” yaitu sel epitel vagina yang dikelilingi bakteri. Pada wanita yang tidak hamil, BV meningkatkan risiko penyakit radang panggul, infeksi postoperatif dan penyebaran HIV.

  • Vulvovaginal Candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur Candida Species, 80%-90% oleh Candida Albicans dan 15% oleh Candida Glabrata. Angka kejadiannya sekitar 20%-25% dari kasus infeksi vagina. Agar dapat bertahan hidup, Candida Species memerlukan jaringan yang mengandung estrogen. Karenanya, VC sering terjadi setelah menarche dan jarang terjadi pada wanita menopause. Pil kontrasepsi dosis tinggi, IUD dengan spermisida, kencing manis, penggunaan antibiotik, kehamilan, penyakit yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan penggunaan celana yang terlalu ketat, dan pemakaian pembalut yang kurang sehat dan jarang diganti dapat mempermudah terjadinya VC.

Gejala yang dirasakan berupa gatal, rasa seperti terbakar dan kemerahan pada vulva dan vagina, kadang disertai nyeri saat kencing. Cairan tidak berbau, pH<4,7 dan sangat tebal hingga menyerupai gumpalan susu. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah maupun dengan pewarnaan KOH dapat ditemukan pseudohifa atau anyaman miselium.

  •  Trichomoniasis (Tm) disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis. Angka kejadiannya sekitar 15%-20% dari kasus infeksi vagina, 50% penderita tanpa gejala. Sisanya, timbul gejala berupa keputihan yang berwarna kekuningan hingga kehijauan, berbusa, berbau “apek”, nyeri saat melakukan hubungan seksual, iritasi vulvovaginal, dan kadang-kadang disertai nyeri saat kencing. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah dapat ditemukan trikomonas dengan cara bergerak yang khas. Tm dapat menyebabkan infeksi pada vulva-vagina, infeksi uretra, infeksi saluran reproduksi bagian atas, gangguan perkembangan janin (lahir prematur, bayi berat badan lahir rendah), dan mempermudah penularan HIV.
  • Atrophic Vaginitis (AV) merupakan penyebab tersering iritasi vagina pada wanita di masa klimakterium (6 tahun sebelum berhenti menstruasi hingga 6 tahun sesudah berhenti menstruasi). Pada masa ini terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan peningkatan hormon gonadotropin yang mengakibatkan sel epitel vagina mengalami atropi. Kejadian ini mempermudah terjadinya infeksi sekunder pada vagina.

Keluhan yang dirasakan berupa keluar cairan jernih hingga kekuningan dari vagina, kadang berwarna seperti darah. Keluhan lain berupa sering kencing, tiba-tiba timbul rasa ingin kencing hingga terasa nyeri dan tidak mampu menahan kencing; dan mengompol saat terjadi peningkatan tekanan perut, seperti saat batuk dan saat tertawa terbahak-bahak. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah atau papanicolaou smear akan tampak sel basal dan sel parabasal imatur, menggantikan sel epitel vagina.

  • Chlamydia Trachomatis (CT) merupakan bakteri obligat intraseluler, bakteri ini hanya bisa tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Bakteri ini hanya menyerang sel epitel kolumnar pada endoserviks, uretra, endometrium, tuba falopi dan rektum. Sekitar 70% wanita yang terinfeksi CT tanpa gejala, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosa infeksi ini.

Bagi penderita yang bergejala, keluhannya berupa keluar cairan berwarna kuning hingga kehijauan atau hanya berupa bercak-bercak berwarna kuning hingga kehijauan atau perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, peradangan akut pada uretra, nyeri saat kencing dengan frekuensi dan urgensi yang minimal. Hasil kultur urin negatif karena bakteri ini hanya bisa tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Sekitar 30% dari infeksi serviks akibat CT yang tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit radang panggul.

  • Gonorrhea (Gh) disebabkan oleh bakteri diplokokus Gram negatif, Neisseria Gonorrhoeae. Seperti CT, bakteri ini hanya menyerang sel epitel kolumnar. Wanita yang terinfeksi sebagian besar tanpa gejala dan bila infeksi ini menimbulkan keluhan, keluhan yang muncul hampir sama dengan infeksi CT. Bedanya, kuman ini juga menginfeksi faring pada 10% kasus. Dengan pewarnaan Gram dari cairan serviks, kuman akan tampak. Sekitar 15% dari infeksi serviks akibat Neisseria Gonorrhoeae yang tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit radang panggul.

Jika Anda wanita, jangan panik dulu, karena bisa saja “si putih” di dalam celana itu akibat keputihan Anda. 

Mengapa itu bisa terjadi ?
Keputihan dalam bahasa kedokteran disebut leukorrhea, fluor albus, vaginal discharge atau white discharge. Leukorrhea adalah cairan kental berwarna putih yang dikeluarkan dari alat genital wanita. Cairan ini dihasilkan oleh peradangan atau pelebaran pembuluh darah pada mukosa alat genital. Bila leukorrhea berwarna kekuningan, berbau dan disertai gejala lain seperti gatal, rasa seperti terbakar, nyeri saat kencing, jangan pernah menganggap itu normal. Anda harus berkonsultasi dengan dokter.

Namun jika keputihan seperti yang telah dijabarkan di atas masih dalam batas wajar, anda dapat mulai menjaga daerah “V” anda mulai dari sekarang. gunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun, hindari penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat dan pada saat haid gunakan pembalut yang tidak menggunakan pemutih (zat Dioksin) gunakanlah pembalut dari bahan kapas alami. jagalah selalu kebersihan terutama di saat haid, karena bakteri sangat rentan untuk hidup saat kita sedang haid.

Tuesday, November 6, 2012

0 ENDOMETRIOSIS

ENDOMETRIOSIS

NYERI TIAP HAID? JANGAN DISEPELEKAN, MUNGKIN ANDA MENDERITA ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.

Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan kulit putih.

Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
  1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
    Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
  2. Teori sistem kekebalan
    Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
  3. Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.

Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.

Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
  • Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada: Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
  • Siklus menstuasi 27 hari atau kurang
  • Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal
  • Menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
  • Orgasme ketika menstruasi.
GEJALA
  • Endometriosis bisa menyebabkan: Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
  • Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
  • Kemandulan
  • Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).

Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih. Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba. Namun kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
  • Laparoskopi
  • Biopsi endometrium
  • USG rahim
  • Barium enema
  • CT Scan atau MRI perut.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH.

Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa, tetapis elelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.

Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
  • bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
  • perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
  • jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
  • jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.

Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
  1. Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
  2. Penggunaan pembalut yang tepat pada saat menstruasi dapat mengurangi rasa sakit yang terjadi dan dapat menghambat pertumbuhan jaringan parut.
  3. Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
  4. Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
  5. Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat Efek samping

Pil KB kombinasi estrogen-progestin Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu makan, pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena dalam Progestin Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana hati, depresi, vaginitis atrofika .

Danazole Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara 2 siklus, payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi hati, sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan suasana hati.

Saturday, November 3, 2012

0 KANKER SERVIKS

KANKER SERVIKS

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.




Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.

Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?

HPV


Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Akibat Virus HPV


PENYEBAB DAN GEJALA KANKER SERVIKS


Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai “The Silent Killer”.


Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.


Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.

Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.

Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.

Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

DETEKSI KANKER SERVIKS

Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:

  • IVA
    IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
  • PAP SMEAR
    Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
  • THIN PREP
    Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
  • KOLPOSKOPI
    Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi - pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh - dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

MENGOBATI KANKER SERVIKS

Jika terinfeksi HPV, jangan cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).

Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.

Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, bagaimana cara mencegah terinfeksi HPV dan kanker serviks? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks.

MENCEGAH KANKER SERVIKS

Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
  2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
  3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
  4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
  5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
  6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
  7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
  8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
  9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
  10. Gunakanlah pembalut yang terbuat dari bahan alami dan bebas pemutih.

HIDUP SEHAT TANPA KANKER SERVIKS

Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ganti pembalut anda dengan pembalut dari bahan alami dan perbaiki pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.
 

Nuansa Pagi Menjemput Rizki Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates