Monday, June 25, 2012

0 Maafkan dan Lupakan

Maafkan dan Lupakan
Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir; HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya di tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu; HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya,"Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di atas batu?"

Temannya sambil tersenyum menjawab,"Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Hikmah di balik kisah kejadian dua orang sahabat tadi, adalah ;
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis di atas pasir.

Saturday, June 16, 2012

0 Pasir Putih Terkasih....

Saat terbangun dari mimpi-mimpi yang menghiasi tidurku, Aku berada di pantai pasir putih....
Indahnya di pagi hari terlihat deburan ombak seperti mengiringi langkah kakiku, sambil menuju rumah yang dibangun dengan penuh cinta yang tak jauh dari tempat di mana aku tertidur ....

Dari kejauhan rumahku kelihatan ramai banyak orang, tak seperti biasanya, aneh?
Aku pun percepat langkah kakiku di pasir putih itu untuk mendekati rumahku, Saat sampai di pintu halaman rumah...orang-2 tidak menyambut dan menyapa kedatanganku...seperti tamu asing di rumah ku sendiri....

Aku lihat anak-anakku...mereka sehat-sehat saja...
Aku lihat ibu yg saat itu lagi sakit....beliau tertegun dan membalas senyuman getir pada semua tamu yg hadir....Tapi kedatanganku tidak diindahkan...

Aku lihat Ayah tertunduk seperti menahan sesuatu, aku mendekati beliau dan memegang tangannya yang sudah keriput, terasa tidak ada reaksi balasan sentuhanku....

Aku merasa heran...Ada apakah gerangan...

Aku teringat istriku....mungkin dia sakitkah?
Aku lari ke dalam rumah sudah banyak orang berkumpul sambil menahan isak tangis.....
Aku lihat juga dengan mata awasku ternyata istriku Ada....dia cantik dan sehat, tapi, knapa menangis.....?

Lalu aku melihat tubuh kasar, kaku terbaring yang sudah ditutupi kain putih, saat itu sedang ditangisi dan dipeluk istriku......Siapakah dia?

Mengkafani Mayit
Untuk terakhir kalinya istriku membukakan kain kafan yang menutupi wajah yang terbaring itu....Aku bergegas mendekatinya dan ingin melihat siapakah yang ditangisi oleh istriku itu.......
Kepenasaran ku mendorong untuk ingin segera tahu, siapakah dia?

Ternyata....jasad yang terbaring kaku itu, yang sudah dibungkus kain kafan, adalah.......AKU!

Aku ini sudah MATI....Pantas saja orang2 terkasih tidak menyapa-ku dan menanyakan kabar, termasuk ayah dan ibu tidak merasakan kehadiranku....

Aku Sudah Tiada?...hanya tubuh kasar saja terbaring di ruang tamu, ternyata....ternyata itu adalah AKU

Aku terbaring di bungkus kain kafan, tubuh yang dulunya Terkasih akan berubah menjadi bangkai, Bangkai yang menyisakan tanggung jawab di Mahkamah Agung, dan Bangkai yang akan membusuk  kembali ke asalnya yaitu TANAH....
 

Nuansa Pagi Menjemput Rizki Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates